Purwakarta, 18 Juni 2015
PENDAHULUAN
Konsep belajar berbasis kompetensi
mensyaratkan dirumuskannya secara jelas kompetensi-kompetensi yang harus
dimiliki oleh anak didik setelah mengikuti proses pembelajaran,dengan tolak
ukur pencapaian kompetensi, maka dalam kegiatan pembelajaran siswa akan
terhindar dari mempelajari materi yang tidak menunjang ketercapaian penguasaan
kompetensi. Pencapaian setiap kompetensi tersebut terkait erat dengan system pembelajaran yang salah satunya adalah
pembuatan, pemilihan alat peraga pembelajaran. Pencapaian Standar Kompetensi
dan kompetensi dasar yang diimplementasikan dalam indikator-indikator untuk
mencapai kompetensi dalam pelaksanaan di tatanan proses belajar mengajar
peranan alat peraga akan menjadi penting karena alat peraga akan sangat
membantu dalam pencapaian kompetensi yang sebelumnya direncanakan guru hal ini
selaras dengan yang diungkapkan (Sudjana dan Rivai 2002) bahwa: Penelitian yang
dilakukan penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar sampai pada
kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar peserta didik menunjukan perbedaan
yang berarti antara pembelajaran tanpa alat peraga dengan pembelajaran
menggunakan alat peraga. Oleh sebab itu penggunaan alat peraga dalam proses
pembelajaran sangat perlu diperhatikan hal ini untuk mempertinggi kualitas
pembelajaran dan mempercepat pencapaian kompetensi yang efektif. Hal ini
selaras seperti apa yang dinyatakan oleh Nasution (1985;100) bahwa alat peraga
adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Dalam arti bahwa taraf
ketercapaian kompetensi peserta didik mudah, cepat, menguasai konsep-konsep
pembelajaran.
Dilain fihak Sudjana (2002)
mendefinisikan bahwa : Alat Peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh
mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar lebih
efektif dan efisien. Pada essensinya dari kedua pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa fungsi alat peraga dalam proses pembelajaran dapat
ditempatkan sebagai alat untuk memperjelas bahan ajar pada saat guru
menyampaikan pelajaran sesuai dengan kompetensi yang diharapkan atau kompetensi
yang akan dicapai. Dalam pencapaian kompetensi tersebut peranan alat peraga
memegang peranan yang penting sebab dengan alat peraga bahan ajar akan dapat
dengan mudah dipahami oleh peserta didik karena hal ini berkaitan dengan tahap
berfikir siswa , dimana tahap berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan
dimulai dari berfikir konkrit menuju ke berfikir abstrak, dimulai dari berfikir
sederhana menuju ke berfikir komplek. Penggunaan alat peraga pembelajaran erat
kaitanya dengan tahap berfikir tersebut sebab melalui alat peraga hal-hal yang
abstrak dapat dikonkritkan dan hal-hal yang komplek dapat disederhanakan,
hal-hal yang besar dapat diminiaturkan, sehingga dapat dilihat, didengar,
diraba dan dicium. Hal ini menjadi tantangan buat guru SLB harus lebih kreatif,
inovatif untuk membuat alat peraga yang disesuaikan dengan karakteristik anak
berkebutuhan khusus. Sungguhpun demikian alat peraga sebagai alat pembelajaran
tidak bisa menggantikan guru sepenuhnya artinya seberapa canggih alat peraga
yang dibuat guru mustahil dapat mencapai kompetensi kalau ternyata gurunya tak
memiliki kompetensi pedagogik, social, kepribadian dan professional. Syarat
mutlak bagi guru untuk menguasai kompetensi itu karena alat peraga yang dibuat
dapat diimplementasikan dan dijelaskan kepada peserta didik hal ini terkait dengan
professional dan pedagogik karena tidak munkin kita mengajarkan konsep
permukaan bumi pada anak tunanetra sementara alat peraga yang digunakan adalah
peta datar untuk anak normal yang sudah barang tentu anak tunanetra akan sulit
untuk memahami konsep peta yang dilihat dan selayaknya untuk anak tunanetra
dibuat peta timbul yang dapat diraba, sehingga anak akan lebih memahami bahwa
permukaan bumi itu tidak rata artinya ada relief-relief berupa gunung, lembah.
Jurang dan lain-lain, itu adalah sebagian kecil contoh bagaimana secara
professional guru SLB untuk melayani
kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Alat peraga untuk anak berkebutuhan
khusus berbeda dengan alat peraga pada umumnya, untuk itu guru SLB perlu
membuat alat peraga yang dapat membantu kelancaran proses pembelajarannya,
membantu dan melihat kebutuhannya sesuai dengan kebutuhan anak.
B. Tujuan Pembuatan Alat Peraga
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang didalamnya terdapat Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator,
Bahan Ajar, Kegiatan Belajar Mengajar, Evaluasi dan yang tak kalah penting
adalah alat peraga sebagai sebagai komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang harus dipersiapkan guru sebelum pelaksanaan pembelajaran.
Tujuan penggunaan alat peraga yang
dipersiapkan guru dalam sebuah RPP sangat penting karena alat peraga dapat
memotivasi belajar peserta didik sehingga siswa akan lebih memahami dan
mendalami konsep-konsep, fakta-fakta abstrak kedalam konsep konkrit, karena hal
itu dapat merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan pesan mendalam , tidak
hanya ungkapan verbal tetapi ada contoh gambar atau benda-benda konkrit yang
dapat dirasakan anak baik lewat eksplorasi pendengaran, perabaan, penciuman,
pengecapan dan gerak motorik.
Menurut Edgar Dale dalam Aqib
(2002;59) bahwa pengalaman belajar memiliki 12 tingkatan belajar, tingkatan
pengalaman yang paling tinggi nilainya adalah pengalaman yang paling konkrit
(direct purposeful experience), pengalaman yang diperoleh hasil kontak langsung
dengan lingkungan,obyek, binatang, manusia dan sebagainya, dari pembelajaran
kontak langsung dengan alat peraga sehingga peserta didik dapat mengingat hasil
belajar sampai 90% melalui kegiatan “mengatakan dan melakukan” sehingga tujuan
kompetensi yang direncanakan guru akan mudah tercapai.
C.
Fungsi Alat Peraga Dalam Pembelajaran
1. Alat peraga dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar.
2. Alat peraga dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar.
3. Alat peraga dapat mengatasi
keterbatasan indra, ruang dan waktu dan obyek
yang terlalu besar untuk ditampilkan di
kelas sehingga dapat diganti dengan
berupa gambar atau miniatur.
4. Alat peraga dapat memberikan kesamaan
pengalaman kepada siswa tentang
konsep yang diajarkan.
5. Alat peraga dapat mempertinggi proses
dan hasil belajar peserta didik dari
berfikir sederhana menuju berfikir
komplek.
6. Alat peraga dapat memperjelas bahan
pelajaran saat guru menjelaskan
Pelajaran.
D.
Prinsip Pembuatan Alat Peraga.
1. Meningkatkan motivasi siswa belajar karena
alat peraga dapat merangsang
tumbuhnya perhatian serta
mengembangkan keterampilan.
2. Alat peraga dapat mempokuskan perhatian
siswa, pendidik dapat menggu-
nakan alat peraga dengan melihat benda
sesungguhnya diluar kelas atau di
dalam kelas.
3. Menyajikan pembelajaran dengan
memanfaatkan kehidupan nyata dalam
rangka meningkatkan daya antusias
siswa terhadap materi pelajaran.
4. Alat peraga dapat mengubah guru sebagai
transmisi yang berfungsi sebagai
penghantar dan menjadi pasilitator.
5. Membuat momen dalam kelas hidup dan
berubah dari waktu ke waktu
pembelajaran dapat membangun
pertanyaan-pertanyaan dengan dukungan
alat peraga.
6. Alat peraga dapat membuat siswa lebih
aktif berfikir dan mengembangkan
Kemampuan berfikir kritis karena
siswa tidak sekedar mengingat dan men-
dengarkan namun mengembangkan fikiran
dengan fakta.
7. Meningkatkan interaksi antar siswa
dalam kelas sehingga transformasi
belajar dapat berkembang dinamis.
8. Alat peraga dapat meningkatkan daya
monitor pendidik sehubungan dengan
aktifitas siswa lebih mudah diamati.
E.
Karakteristik Pembuatan Alat Peraga
Russefendy (Darhim, 1998 :14) bahwa
karakteristik alat peraga meliputi :
1.
Tahan
lama terbuat dari bahan yang cukup kuat.
2.
Bentuk
dan warnanya menarik.
3.
Sederhana
dan mudah dibuat.
4.
Ukurannya
disesuaikan dengan fisik anak.
5.
Dapat
menyajikan konsep atau fakta.
6.
Sesuai
dengan konsep pembelajaran.
7.
Dapat
memperjelas konsep.
8.
Peragaan
itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir yang
abstrak
bagi siswa.
9.
Alat
peraga dapat dimanipulasikan anak dengan cara diraba, dipegang, dipindahkan,
dimainkan, dipasangkan, dicopot.
10. Alat peraga itu berpaedah banyak
(multiguna).
F. Bahan-bahan Pembuatan Alat Peraga
1. Triplek
2. Cat Kayu
3. Cat Tembok
4. Kuas
5. Minyak Cat
6.
Cater
7. Mistar
8. Amplas
9. Kuas Kecil
Sumber : Bapak Ayi Kurnia S.Pd ( Guru di SLB C Yayasan Puspa Mentari Kadungora- Garut )
Facebook : Ayi Kurnia ( https://www.facebook.com/ayi.kurnia.56?fref=ts )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar